Linguistik tradisional sering dipertentangkan
dengan tata bahasa struktural, bedanya
Zaman Yunani (abad ke
2-5 SM)
tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik
sedangkan tata
bahasa struktural menganalisis berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu. Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:
bahasa struktural menganalisis berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu. Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:
Yang menjadi pertentangan saat itu
adalah: fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu mempuyai hubungan
asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti diluar
manusia itu sendiri dan nomos berarti konvensional artinya, makna-makna kata
itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan. Pertentangan analogi dan
anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles) berpendapat bahwa bahasa bersifat
teratur, analogi sejalan dengan kaum naturalis, sedangkan anomaly berpendapat
bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum anomali sejalan dengan kaum konvensional.
Plato (429-347 SM)
Plato memperdebatkan analogi dan
anomali dalam bukunya ”Dialog”. Dia juga mengemukakan masalah bahasa alamiah
dan konvensional. Dia menyodorkan batasan bahasa yang intinya bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles membagi kata dalam 3
bentuk,yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi. Syndesmoi merupakan kata-kata yang
lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi hampir sama dengan
preposisi dan konjungsi.
Kaum Stoik (abad ke 4 SM)
Kaum Stoik membedakan studi bahasa
secara logika dan studi bahasa secaratata bahasa, menciptakan istilah khusus
dalam studi bahasa, membedakan 3 komponen utana dalam studi bahasa, yaitu:
tanda/simbol,makna, dan hal-hal di luar bahasa,yakni benda-benda/situasi
Kaum Alexanrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam
studi bahasa dan menghasilkan buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa
Dyonisis Thrax dan diterjemahkan oleh Remmius Pallemon dengan judul Ars
Grammatik
Zaman Romawi
Zaman Romawi merupakan kelanjutan
dari zaman Yunani. Tokoh pada zaman Romawi yaitu Varro dengan karyanya, ”De
Lingua Latina” dan Priscia denan karyanya, ”Institutiones Grammaticae. Varro
dalam bukunya membahas masalah analogi dan anomali eperti pada zaman Stoik di Yunani. Sedangkan
Priscia, karyanya merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang
dituturkan pembicara aslinya. Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak
utama pembicaraan bahasa secara tradisional. Segi yang dibicarakan dalam
bukunya yaitu fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan
mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik. Hal-hal yang
dibicarakan dalam studi bahasa, antara lain:
Kaum Modistae : Mereka menerima
analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat regular dan universal. Mereka
memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan definisi
bentuk-bentuk bahasa. Mereka mencara sumber makna sehingga bidang etimologi
saat iti berkembang.
Tata Bahasa Spekulativa Merupakan
hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa latin ke dalam filsafat skolastik.
Petrus Hispanus : Memasukkan
psikologi dalam analisis makna bahasa,membedakan nomen atas 2 macam, yaitu
nomen sibtantivim dan nomen akjektivum, dan juga membedakan semua bentuk yang
menjadi subjek/predikat, dan bentuk tutur lainnya.
Zaman Renaisans
Zaman renaisanse dianggap sebagai
zaman pembukaan abad pemikiran abad modern. Dalam sejarah studi bahasa, ada 2
hal pada zaman reinasanse yang menonjol, yaitu: Sarjana-sarjana pada waktu itu
menguasai bahasa latin, Ibrani, dan Arab. Bahasa Eropa juga mendapat perhatian
dalam bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.
Keunggulan Aliran
Tradisional
Aliran tradisional memiliki beberapa
keunggulan,yaitu:
- Lebih tahan lama karena bertolak dari pola pikir filsafat
- Keteraturan penggunaaan bahasa sangat dibanggakan karena berkiblat pada bahasa tulis baku
- Mampu menghasilkan generasi yang mempunyai kepandaian dalam menghafal istilah karena aliran ini sengan bermain dengan definisi
- Menjadikan para penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa kareana pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah
- Aliran ini memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan prinsip yang benar
Kelemahan Aliran
Tradisional
Selain memiliki beberapa keunggulan,
aliran tradisional juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
- Belum membedakan bahasa dan tulisan sehingga pengertian bahasa dan tulisan masih kacau
- Teori ini tidak menyajikan kenyataan bahasa yang kemudian dianalisis dan disimpulkan.
- Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah sehingga meskipun pandai dalam teori bahasa tetapi tidak mahir dalam berbahasa di masyarakat.
- Level gramatikalnya belum rapi karena hanya ada tiga level yaitu huruf, kata, dan kalimat.
- Pemerian bahasa menggunakan pola bahasa Latin yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia.
- Permasalahan tata bahasa masih banyak didominasi oleh permasalahan jenis kata (part of speech), sehingga ruang lingkup permasalahan masih sangat sempit.
- Pemerian bahasa berdasarkan bahasa tulis baku padahal bahasa tulis baku hanya sebagian dari ragam bahasa yang ada.
- Objek kajian hanya sampai level kalimat sehingga tidak komunikatif.
0 komentar:
Posting Komentar