aa

biruku

Sabtu, 05 Januari 2013

LINGUISTIK TRADISIONAL

Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural, bedanya
tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata
bahasa struktural menganalisis berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu. Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:
Zaman Yunani (abad ke 2-5 SM)
Yang menjadi pertentangan saat itu adalah: fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu mempuyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti diluar manusia itu sendiri dan nomos berarti konvensional artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan. Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles) berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum naturalis, sedangkan anomaly berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum anomali sejalan dengan kaum konvensional. 
Plato (429-347 SM)
Plato memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya ”Dialog”. Dia juga mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional. Dia menyodorkan batasan bahasa yang intinya bahasa adalah pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles membagi kata dalam 3 bentuk,yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi. Syndesmoi merupakan kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi hampir sama dengan preposisi dan konjungsi.
Kaum Stoik (abad ke 4 SM)
Kaum Stoik membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secaratata bahasa, menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa, membedakan 3 komponen utana dalam studi bahasa, yaitu: tanda/simbol,makna, dan hal-hal di luar bahasa,yakni benda-benda/situasi
Kaum Alexanrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa dan menghasilkan buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dyonisis Thrax dan diterjemahkan oleh Remmius Pallemon dengan judul Ars Grammatik
Zaman Romawi
Zaman Romawi merupakan kelanjutan dari zaman Yunani. Tokoh pada zaman Romawi yaitu Varro dengan karyanya, ”De Lingua Latina” dan Priscia denan karyanya, ”Institutiones Grammaticae. Varro dalam bukunya membahas masalah analogi dan anomali  eperti pada zaman Stoik di Yunani. Sedangkan Priscia, karyanya merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan pembicara aslinya. Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak utama pembicaraan bahasa secara tradisional. Segi yang dibicarakan dalam bukunya yaitu fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik. Hal-hal yang dibicarakan dalam studi bahasa, antara lain:
Kaum Modistae : Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat regular dan universal. Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan definisi bentuk-bentuk bahasa. Mereka mencara sumber makna sehingga bidang etimologi saat iti berkembang.
Tata Bahasa Spekulativa Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa latin ke dalam filsafat skolastik.
Petrus Hispanus : Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa,membedakan nomen atas 2 macam, yaitu nomen sibtantivim dan nomen akjektivum, dan juga membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat, dan bentuk tutur lainnya.
Zaman Renaisans
Zaman renaisanse dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad modern. Dalam sejarah studi bahasa, ada 2 hal pada zaman reinasanse yang menonjol, yaitu: Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa latin, Ibrani, dan Arab. Bahasa Eropa juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

Keunggulan Aliran Tradisional
Aliran tradisional memiliki beberapa keunggulan,yaitu:
  1.  Lebih tahan lama karena bertolak dari pola pikir filsafat
  2.  Keteraturan penggunaaan bahasa sangat dibanggakan karena berkiblat pada bahasa tulis baku
  3. Mampu menghasilkan generasi yang mempunyai kepandaian dalam menghafal istilah karena aliran ini sengan bermain dengan definisi
  4. Menjadikan para penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa kareana pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah
  5. Aliran ini memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan prinsip yang benar
Kelemahan Aliran Tradisional
Selain memiliki beberapa keunggulan, aliran tradisional juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
  1. Belum membedakan bahasa dan tulisan sehingga pengertian bahasa dan tulisan masih kacau
  2. Teori ini tidak menyajikan kenyataan bahasa yang kemudian dianalisis dan disimpulkan.
  3. Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah sehingga meskipun pandai dalam teori bahasa tetapi tidak mahir dalam berbahasa di masyarakat.
  4. Level gramatikalnya belum rapi karena hanya ada tiga level yaitu huruf, kata, dan kalimat.
  5. Pemerian bahasa menggunakan pola bahasa Latin yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia.
  6. Permasalahan tata bahasa masih banyak didominasi oleh permasalahan jenis kata (part of speech), sehingga ruang lingkup permasalahan masih sangat sempit.
  7. Pemerian bahasa berdasarkan bahasa tulis baku padahal bahasa tulis baku hanya sebagian dari ragam bahasa yang ada.
  8. Objek kajian hanya sampai level kalimat sehingga tidak komunikatif.

0 komentar: